Syarat Masuk Jurusan Arsitektur – Pasti penasaran dengan jurusan Teknik Arsitektur, hingga nyari tau banget seperti apa persyaratan masuk jurusannya. Apalagi dengan sebagian DM yang masuk di Instagram aku, ngga jarang dari DM hal yang demikian ada yang kepo gimana pengalaman aku dahulu saat berkiprah di jurusan Arsitektur sehingga walhasil dapat kerja di ranah konstruksi seperti kini. Apa patut pinter gambar? Pinter ngitung? Hmm, yang pasti sih patut lulus percobaan dahulu yohanwibisono.com.

Syarat Masuk Jurusan Arsitektur

Oke, lantas aja disini akan aku paparin 6 persyaratan masuk jurusan Arsitektur atau persyaratan jadi mahasiswa Teknik Arsitektur layak apa yang aku rasain dan alamin sendiri di jurusan ini selama 5 tahun. Sambil curhat gapapa yaa.

Baca Juga : Inilah 8 Prospek Kerja Jurusan Teknik Elektro

1. Pintar Gambar

Jadi, sebagai lulusan Teknik Arsitektur dari salah satu perguruan tinggi negeri, aku ngerasa diri aku itu super lazim aja dalam bidang gambar menggambar di kuliahan dahulu. Mujurnya, IPK aku terbilang tinggi diantara sahabat-sahabat.

Mengapa aku bilang lazim, sebab ada banyak sahabat seangkatan aku yang jauh lebih pandai gambarnya dari aku. Mungkin bukan pandai gambar yang perlu di bold. Tetapi punya kemauan untuk dapat gambar. Sebab kalo kalian ngga punya kemauan itu, yah mana dapat jadi Arsitek sayang? Udah pasti ga dapat!

Sebetulnya kata temen jaman SMP dan SMA dahulu, aku punya talenta gambar. Yah kalo berharap dipikir Syarat Masuk Jurusan Arsitektur, ada benarnya juga sih soalnya aku menyukai buat gambaran atau ngedesain sesuatu kayak doodling ngga terang di binder aku kala itu. Hingga binder aku menyukai jadi bacaan bergilir sahabat-sahabat biar mereka gak ngantuk ketika pembelajaran berlangsung.

Tau ngga, aku masuk jurusan Arsitektur ini bukan sebab bener-bener pengen. Tetapi sebab dorongan temen sekolahan yang bilang aku layak jadi Arsitek. Trus aku juga mikirnya Arsitek itu yakni pekerjaan yang keren banget. Dapat bikin bangunan megah. Keren ya ARSITEK itu?

Tetapi sesudah masuk Arsitektur, kok rasanya beda ya. Rasa fun waktu corat-coret gambar dahulu di sekolahan beda dengan saat udah ngegambar atau ngedesain di kampus. Sumpah, aku acap kali ngerasa salah jurusan. Di sekolahan aku menyukai gambar gambaran, di kuliahan diperintah gambar bangunan. Aku frustasi banget.

Nah, dari sekilas cerita aku disini kalian dapat mengerti nda, alangkah ability untuk ngegambar itu ngga seperti itu berdampak untuk jadi persyaratan masuk jurusan Arsitektur ini? Syarat penting ada keinginan. berdasarkan aku lho yah.

2. Pintar Ngitung

Kadang aku menyukai sebel sendiri saat ada orang yang mengganggap bahwa alumni Arsitek itu pasti pandai gambar dan pandai ngitung. Sumpah! Bukannya berbangga lho yah, yang ada tuh rasanya berat. Kagak nahan dikira sewow itu sama orang-orang. Aku mah, lazim aja.

Please asal kalian tau, kata “pandai” itu terlalu seram buat aku. Bukan pandai hakekatnya, namun BISA. Aku dapat hitung. Aku dapat gambar. Udah, selesai.

Mungkin jika sahabat-sahabat SMP dan SMA aku ngeliat perjalanan aku dari masuk jurusan Teknik Arsitektur hingga dapat berprofesi di ranah konstruksi, mereka ngerasa itu yakni hal wajar. Sebab jujur waktu sekolah dahulu kecuali aku si kecilnya diketahui menyukai gambar, aku juga acap kali jadi daerah buah hati-buah hati bertanya soal matematika.

Tetapi yah, beneran deh pembelajaran hitung-hitungan di jurusan Arsitektur itu ngga semenakutkan waktu SMP dan SMA dahulu. Rencana, ini aku ngomong apa adanya aja ya, aku udah lupa pembelajaran hitung-hitungan waktu kuliah dahulu di mata kuliah mekanika teknik, fisika bangunan, dan di ilmu ukur tanah. Seenggaknya aku ngga gunakan hitung-hitungan itu di pekerjaan pengawas lapangan proyek aku yang kini.

Tetapi, bukan berarti kerjaan aku udah lepas dari yang namanya hitung-hitungan lho yah. Syarat masih nyantol banget dan masih kepake hitung-hitungannya di kerjaan aku yang kini itu yakni dari mata kuliah Ekonomi Bangunan dan Manajemen Konstruksi.

Kalo di Ekonomi Bangunan lebih ke arah menghitung RAB (Syarat Anggaran Patut) untuk bangunan, seperti hitung volume dan belajar analisanya. Sementara untuk Manajemen Konstruksi, yang digunakan itu yakni belajar membobot profesi dan membikin schedule profesi berdasar RAB tadi.

Yah hakekatnya ideal selesai kuliah sempat lupa juga sih dengan pembelajaran waktu itu. Tetapi sebab udah pernah belajar, jadinya jika liat udah ingat lagi. Lagian banyak kok di dunia online sumber yang dapat kita tempati buat belajar soal hitung-menghitung ini.

3. Punya Mental Kuat

Yes, mental itu yakni kesiapan yang super duper betul-betul penting dimiliki oleh calon mahasiswa untuk masuk jurusan Teknik Arsitektur. Guys, sekadar berita ada banyak temen aku yang punya talenta gambar tingkat dewa. Pintar ngitung pula. Ada pun dari mereka yang memang alumni STM, dan ideal kuliah udah dapat menciptakan duit sendiri dengan nge-pekerja paruh waktu gambar. Tetapi tau nda, justru sayangnya beberapa dari mereka ini, ada kuliahnya yang ngga selesai.

Mahir alternatif mereka sih, sebab gimanapun mereka udah dewasa dan dapat memutuskan apa yang terbaik berdasarkan mereka. Sebab aku bahkan, mereka ngga sepenuhnya salah saat berharap stop kuliah. Yah kali aja ngga jodoh berkuliah di jurusan Arsitektur.

Sementara aku sendiri, eh sorry aku curhat lagi yaa. Aku yakni alumni SMP dan SMA dari sebuah Pondok Pesantren selama 6 tahun guys. Sungguh aku betul-betul terkejut saat menjadi mahasiswa Arsitektur pertama kali.

Syarat pertama, sebab aku ngga lazim bersahabat dan bergaul sama cowok. Sementara, satu angkatan aku hampir semuanya cowok. Ceweknya hanya 11 orang. Kedua, mata kuliah di jurusan Arsitektur benar-benar susah aku cerna diawal-permulaan. Syarat. Tetapi sebab punya ambisi yang kuat untuk belajar, jadinya udah dapat mengerti sedikit demi sedikit.

Jadi pesan aku, kalian yang pengen masuk Arsitektur siapkanlah mental sekuat mungkin. Mengapa mental? Sebab saat kalian udah fix menginjakkan kaki di kursi pengajaran Arsitektur, kalian akan diberi tugas yang rasanya ngga kelar-kelar. Selesai satu tugas, dua hingga tiga tugas timbul lagi.

Patut jika tugasnya hanya bikin makalah. Misalnya udah urusan gambar, percaya deh, pasti bawaannya begadang. Begadang itu keniscayaan. Ngga mandi ke kampuspun juga udah lazim.

4. Punya Meja Gambar Khusus

Aku waktu kuliah ngga sewow itu guys. Syarat terang aku punya binder, pensil mekanik, drawing pen, penggaris set komplit, kalkir, kertas HVS dan buku gambar A3. Mahir sih seingat aku. Sama notebook! Tabung gambar juga lumayan penting biar gambar kita aman dalam tabung.

Jujur aja aku bukan dari keluarga tajir. Papa aku meninggal waktu aku SMP, sementara Mama aku cuma Ibu Rumah Tangga lazim. Untuk beli sesuatu dahulu tuh rasanya berat banget sebab ngga nikmat meminta ke Mama. Jadi ya telah, beli perlengkapan kuliah ya sekedarnya saja. Syarat penting dapat untuk memenuhi tugas kampus. That’s it.

Sementara untuk buku cetak, aku juga ngga ngoyo patut beli buku cetak mahal-mahal. Kalaupun buku itu rasanya penting banget, aku prefer untuk fotocopy aja. Kan sama-sama dibaca toh.

5. Kreatif

Kayaknya daritadi kebanyakan mitos yah. Eh, namun hakekatnya jika kalian kreatif, itu dapat jadi poin plus banget. Kreatif yang aku maksud disini lebih ke sistem pikir ya.

Setelah dalam memadupadankan warna, tekstur, atau wujud untuk menghasilkan desain yang baik, kreatifitas ini perlu bermain disini. Kalaupun merasa ngga kreatif, yah ngga papa juga sebab dengan seiring waktu di jurusan Teknik Arsitektur, kalian dapat belajar kreatif.

Syarat penting saat udah lulus kuliah, kreatif ini berdasarkan aku perlu dibawa! Banget! Kreatif ini musti kalian tanamkan saat udah masuk di dunia kerja. Mengapa? Sebab itulah poin jual kau sebagai alumni Arsitektur.

Meski esok hari-esok hari kalian ngga terjun di ranah perencanaan, pengawasan, atau pengerjaan dalam dunia konstruksi, sifat kreatif ini pasti akan konsisten bermanfaat.

Jadi please, manfaatkan waktu kalian sebaik mungkin di kursi kuliah untuk belajar kreatif. Asah itu! Sebab aku yakin kreatifitas itu bukan cuma dilema talenta, namun juga dilema budaya.

Gimana sistem ngasah atau ngebiasainnya? Yah rajin lihat-lihat desain orang lain, belajar dari senior yang berdasarkan kau kreatif dan jadikan doi role figur. Jangan malas mendesain meskipun bukan untuk tugas kampus. Pokoknya explore itu seluruh!

6. Dapat Desain 2D dan 3D Atensi

Jangan terkejut ya, sebab pasti ada dari kalian yang belum dapat gambar 2D dan 3D kan? Aku waktu permulaan masuk jurusan Teknik Arsitektur juga ngga lantas dapat. Ada kan yang namanya belajar?

Lalu mengapa aku bilang fakta? Sebab kelumpuhan kalian yang ngga dapat menggambar 2D dan 3D secara komputerisasi di komputer, itu tak dapat diperkenankan lama. Mentok di 2 semester pertama aja kalian dapat cuma-cuma dari menggambar komputerisasi hal yang demikian.

Syarat masuk di semester ketiga, aku saranin banget kalian untuk belajar menggambar 2D dan 3D di notebook memakai software pastinya. Patut software yang digunakan itu untuk menggambar 2D yakni AutoCAD, dan 3D yakni Google Sketchup. Aku itu, kalian juga patut dapat mengoperasikan Corel Draw dan Photoshop. Aku bilang dapat ya, bukan pandai.

Jangan ragu buat kursus sebagai Syarat Masuk Jurusan Arsitektur jika memang merasa belajar otodidak itu susah. Pengalaman aku sih, waktu belajar AutoCAD itu aku pake kursus, sementara belajar Google Sketchup itu otodidak aja.

Meski hakekatnya ketika kuliah kita akan lebih banyak bermain di gambar manual, namun dengan bisanya kita memindahkannya ke dunia komputerisasi itu akan lebih memudahkan sahabat-sahabat untuk belajar. Sebab di dunia kerja nanti kagak ada yang pake gambar manual. Syarat serba komputerisasi.

Masa iya proyek ratusan juta sampai milyaran berharap gambar manual? Ampun dah, pasti owner-nya lebih pilih jasa dari orang lain dibandingin gunakan jasa kau. Kelamaan.