8 Ciri Khas Pendidikan di Jepang yang Unik – Apa yang terbesit di benak dikala mendengar kata Jepang? Nyatanya tidak jauh dari bermacam- macam kebudayaannya yang unik dan teknologinya yang mutahir bukan. Jepang memanglah telah populer akan macam kebudayaannya yang mendunia. Tidak hanya itu, majunya teknologi pula tidak sempat luput dari sorotan dunia. Kemajuan dalam hal teknologi tersebut pula menjadikan Jepang selaku salah satu Negeri maju di Asia.

Sesungguhnya apa yang membuat Jepang dapat menciptakan bermacam teknologi mutahir tanpa mengganti tradisi dan kebudayaannya? Jawabannya terdapat pada sumber energi manusia( SDM) yang terdapat di Jepang. Orang- orang Jepang telah lama populer akan kesopanan, kedisipilinan, dan kerja kerasnya. Kerutinan inilah yang setelah itu jadi salah satu aspek pendorong terciptanya SDM bermutu dari negara matahari terbit tersebut.

Sebagian Kerutinan baik tersebut sesungguhnya cuma ialah aspek pendorong bonus dari. Kemudian apa aspek utama yang membentuk SDM bermutu terbaik di Jepang? Itu merupakan sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah- sekolah Jepang.

Pendidikan merupakan harga mati untuk kemajuan sesuatu Negeri. Tanpa terdapatnya pendidikan, Negeri tersebut dapat saja kehabisan arahnya.

Masing- masing Negeri mempunyai sistem pendidikan yang berbeda satu sama lain. Tercantum dengan Jepang.

Di mana negara Sakura ini mempunyai sistem belajar dan peraturan tertentu dalam dunia pendidikannya. Hasilnya, dapat dilihat dari kemajuan SDM dan kecanggihan teknologi yang dipunyai oleh Jepang. Kemajuan dan kecanggihan ini jugalah yang kesimpulannya mendesak para siswa dari bermacam Negeri untuk menempuh pendidikan di situ. Salah satu Negeri yang sering mengirim siswanya ke Jepang merupakan Indonesia.

Sesungguhnya semacam apa sistem pendidikan di Jepang yang buatnya berbeda dengan Negeri lain? Ayo ikuti penjelasannya.

1. Mengutamakan etika dan moral dibanding ilmu pengetahuan

Sepanjang ini, sebagian Negeri tercantum Indonesia mayoritas cuma berfokus untuk membagikan pendidikan seputar akademis saja. Sangat tidak sering ditemui terdapatnya pelajaran spesial menimpa etika dan moral.

Sementara itu keduanya sangat berarti untuk dapat member hasil yang balance. Ilmu tanpa adab ialah suatu bom waktu yang bisa bawa kehancuran untuk banyak orang.

Kebalikannya, pendidikan etika dan moral sudah jadi hal berarti di Jepang. Para siswa di Jepang pada pendidikan dini akan fokus menekuni tata karma di warga. Guru- guru di sekolah akan mengarahkan mereka bermacam sikap terpuji yang pula akan menolong pengembangan kepribadian para siswa tersebut.

Siswa di Jepang tidak akan menjajaki tes mata pelajaran apapun sampai mereka terletak di jenjang kelas 4 SD ataupun berusia dekat 10 tahun. Lebih dahulu mereka cuma akan diberi sebagian uji ringan, namun bukan untuk memperhitungkan seberapa pintar ilmu pengetahuannya. Malah uji tersebut dicoba cuma untuk membenarkan apakah mereka mempunyai permasalahan dalam menerima data ataupun tidak.

Sepanjang 3 tahun awal sekolah tersebut pula para siswa diajarkan metode berlagak lembut terhadap sesama makhluk hidup, tercantum hewan dan tanaman, dan metode menghargai diri sendiri dan orang lain. Tidak hanya itu mereka pula diberi pelajaran menimpa keadilan dan menanamkan perilaku murah hati untuk menolong orang lain.

2. Seluruh siswa mensterilkan sekolahnya sendiri

Sekolah di Jepang tidak mempunyai Office Boy. Kemudian gimana triknya supaya ruangan- ruangan di sekolah dapat senantiasa bersih dan apik? Jawabannya terdapat pada siswa yang bersekolah di situ.

Para siswa diwajibkan untuk mensterilkan sendiri bermacam sarana yang terdapat di sekolah tersebut. Mulai dari ruang kelas, wc, sampai kantin. Umumnya mereka akan dipecah dalam kelompok- kelompok kecil. Untuk sistem kerjanya merupakan rotasi. Maksudnya seluruh kelompok akan ambil bagian dalam mensterilkan sekolah.

Sistem pendidikan Jepang mempunyai keyakinan kalau dengan mewajibkan para siswa untuk mensterilkan sendiri sarana sekolah, hingga bisa menanamkan watak mandiri, tanggung jawab, dan silih bekerja sama dalam satu regu. Tidak hanya itu, dengan melaksanakan pekerjaan- pekerjaan semacam menyapu dan mengepel akan membuat para siswa lebih menghormati hasil pekerjaan orang lain.

Baca Juga: Mengenal Pendidikan di Indonesia, Sistem, dan Perkembangannya

3. Jam sekolah yang ketat

Salah satu aspek yang membuat sistem pendidikan di Jepang dijadikan panutan merupakan sebab kedisipilinannya yang besar. Mereka sangat menghargai masing- masing waktu yang terdapat. Apalagi terkadang mereka akan nampak berjalan dengan kilat supaya tidak membuang- buang waktu.

Jam belajar di sekolah Jepang umumnya akan diawali pada jam 8 pagi. Bila terdapat siswa yang terlambat sebab bermacam alibi, hingga dia akan dimohon membuat pesan perjanjian supaya tidak mengulangi keterlambatannya lagi. Tetapi bila nyatanya keterlambatan tersebut kembali terulang, hingga siswa tersebut akan menemukan sanksi berbentuk skorsing dari pihak sekolah. Menariknya, tingkatan kedatangan siswa di sekolah Jepang menggapai angka 99, 99%. Maksudnya nyaris tidak terdapat siswa yang membolos dalam aktivitas belajar di sekolah.

4. Mempraktikkan ajaran menimpa seni tradisional pada siswa

Dikala ini tidak banyak sekolah yang mempraktikkan ajaran menimpa kebudayaan lokal dalam sistem pendidikannya. Hingga tidak heran jika banyak kalangan muda yang kayaknya kurang ingat ataupun apalagi tidak memahami budayanya sendiri. Terlebih dikala ini telah masuk masa- masa globalisasi, di mana kebudayaan luar dapat masuk dan pengaruhi para kalangan muda tersebut.

Terpaut kasus tersebut, kayaknya sistem pendidikan di Jepang dapat jadi pemecahan. Para siswa di sekolah Jepang tidak cuma menekuni ilmu pengetahuan universal saja, tetapi pula kebudayaan lokal. Mereka diajarkan untuk menghormati budaya dan tradisi yang telah terdapat semenjak berabad- abad kemudian.

Salah satu kebudayaan lokal yang dipelajari merupakan kaligrafi Jepang ataupun yang biasa diucap Shodo. Seni kaligrafi ini dicoba dengan mencelupkan kuas bambu ke dalam kolam tinta dan setelah itu memakainya untuk menulis di atas kertas nasi.

Tidak hanya Shodo, terdapat pula puisi Jepang ataupun yang biasa diucap Haiku. Wujud puisi ini bisa mengantarkan emosi yang mendalam dengan ekspresi simpel kepada para pembacanya.

5. Jumlah mata pelajaran sedikit

Mayoritas sekolah di Indonesia mempunyai jumlah mata pelajaran yang terbilang banyak. Kira- kira menggapai 14 mata pelajaran dalam satu tahun ajaran. Dampaknya, banyak siswa yang merasa bosan, jenuh, apalagi tertekan dengan banyaknya jumlah mata pelajaran yang terdapat.

Hal berbanding terbalik terdapat pada sekolah di Jepang.

Di mana sekolah di Jepang malah mempunyai jumlah mata pelajaran yang sedikit. Apalagi siswa di Jepang dapat memilah sendiri mata pelajaran yang di idamkan pada peminatan.

Hasilnya? Para siswa dapat berfokus belajar, paling utama pada mata pelajaran yang mereka gemari. Mereka pula tidak akan merasa tertekan ataupun bosan dengan pelajaran di sekolah.

Baca Juga: Pendidikan Indonesia Zaman Dahulu dan Zaman Sekarang 

6. Makan siang

Salah satu hal yang jadi ciri khas dari sekolah di Jepang merupakan terdapatnya aktivitas makan siang. Para siswa tidak butuh repot- repot membeli santapan ataupun bawa bekal dari rumah. Sebab pihak sekolah akan membagikan bermacam santapan dengan menu tertentu untuk makan siang para siswa.

Tujuannya merupakan untuk membenarkan jika para siswa tersebut komsumsi santapan sehat dan balance. Umumnya makan siang tersebut dimasak oleh koki professional yang telah bertanya dengan pakar gizi.

Jadi santapan yang diberikan tidak asal lezat. Seluruh memperhitungkan kebutuhan nutrisi dan gizi untuk para siswa. Karenanya pemakaian micin sangat dihindari dalam santapan di sekolah Jepang.

7. Memakai seragam

Siapa yang sering menyaksikan film ataupun serial drama Jepang? Nyatanya telah tidak asing dengan bermacam tipe seragam yang digunakan para siswa untuk bersekolah. Umumnya siswi wanita akan memakai seragam model sailor, sedangkan siswa pria memakai gakuran.

Tidak hanya model sailor dan gakuran, terdapat pula seragam model blazer. Semacam namanya, seragam ini terdiri dari kemeja yang dilapisi dengan blazer yang mempunyai model dan warna tertentu. Dan masih terdapat bermacam model seragam sekolah Jepang yang lain yang tidak kalah unik dan keren.

Pemakaian seragam di sekolah Jepang telah jadi tradisi lama. Tujuannya merupakan untuk melenyapkan kesan kesenjangan sosial antar siswa.

8. Tahun akademik

Mayoritas sekolah ataupun universitas di bermacam belahan dunia mengawali tahun ajarannya pada kisaran bulan September ataupun Oktober. Tetapi, Jepang mempunyai metode yang berbeda. Dimana sekolah dan universitas di negara matahari terbit tersebut mengawali tahun pendidikannya masing- masing bertepatan pada 1 April. Waktu tersebut bersamaan dengan saat- saat mekarnya bunga sakura.

Mulainya tahun ajaran baru yang bersamaan dengan mekarnya bunga sakura diharapkan bisa merangsang semangat para siswa dan mahasiswa untuk mengalami tahun ajaran baru.