Tag: Pendidikan di Jepang

Sistem Pendidikan di Jepang: Apa Perbedaannya dengan Sistem Pembelajaran di Indonesia?

Sistem Pendidikan di Jepang: Apa Perbedaannya dengan Sistem Pembelajaran di Indonesia? – Siapa yang tidak mendengar server thailand keunggulan sistem pendidikan di Jepang. Bersumber pada hasil survey tahunan dari Best Country Report yang diselenggarakan oleh US News and World Report, BAV groups, dan The Wharton School of the University of Pennsylvania, Jepang menduduki peringkat ke 7 dalam negara dengan sistem Pendidikan terbaik pada tahun 2021.

Bagaimana sih sistem Pendidikan di Jepang? Dan apa yang membedakannya dengan sistem Pendidikan di Indonesia? Untuk memperoleh jawaban dari kedua persoalan di atas, ikuti terus ulasannya berikut ini!

Jenjang Pendidikan

Sistem Pendidikan Jepang terdiri dari 6 tahun Pendidikan dasar( Primary Education) dan 6 tahun Pendidikan menengah( secondary Education). Pendidikan menengah di jepang dipecah jadi 3 tahun Pendidikan menengah dasar dan 3 tahun Pendidikan dasar. Sebab negara Jepang mempunyai program harus belajar 9 tahun, hingga Pendidikan harus di Jepang merupakan 6 tahun Pendidikan dasar dan 3 tahun Pendidikan menengah dasar.

Sehabis mengenyam Pendidikan Menengah dasar, siswa di Jepang mempunyai opsi untuk melanjutkan ke Pendidikan menengah atas( high school) sepanjang 3 tahun ataupun belajar di Sekolah besar kejuruan ataupun diploma. Siswa yang lulus high school bisa melanjutkan ke akademi besar. Untuk siswa yang mempunyai kebutuhan spesial, Jepang mempunyai special Needs Education.

Kalender Akademik

Jika di Indonesia tahun ajaran baru rtp live dimulai di bulan Juli, Jepang mengawali pembelajarannya pada bulan April dan berakhir di bulan Maret pada tahun selanjutnya. Nyaris seluruh Sekolah di Jepang menerapkan sistem 3 semester. Semester satu pada bulan April hingga bulan Agustus, Semester 2 pada bulan September hingga Bulan Desember, dan semester 3 dari bulan Januari sampai bulan Maret.

Sistem pendidikan di Jepang pada biasanya berlangsung 5 hari dalam satu pekan ialah mulai hari Senin sampai hari Jumat. Walaupun demikian terdapat pula sekolahan di Jepang yang tetap belajar di hari Sabtu. Sehabis berakhir sekolah, siswa memperoleh giliran untuk mensterilkan kelas setelah itu menjajaki kegiatan ekstrakurikuler yang diucap Students Clubs.

Kegiatan Ekstrakurikuler/ Students Clubs

Kegiatan ekstra kurikuler di sekolah Jepang menawarkan bermacam kegiatan yang cocok dengan atensi dan bakat siswa. Terdapat kegiatan berolahraga umum, berolahraga tradisional, dan lain sebagainya. Kegiatan students club umumnya dicoba sehabis pendidikan usai. Keuntungan menjajaki students club untuk siswa Jepang merupakan mempunyai peluang untuk menjajaki pertukaran pelajar.

Baca Juga: 8 Ciri Khas Pendidikan di Jepang yang Unik

Pelajaran di Sekolah Menengah Atas/ High School

Sistem pendidikan di Jepang pada jenjang sekolah menengah atas mempunyai 3 program. Yang awal merupakan program standar( Standart Courses) dimana siswa bisa menekuni dasar dari bermacam topik yang dipelajari. Standar courses ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa untuk belajar ke akademi besar.

Yang kedua merupakan Vocational Courses. Pada program ini, siswa akan menekuni keterampilan- keterampilan spesial semacam pertanian, industri, perdagangan, perikanan, keperawatan, dan lain sebagainya. Siswa yang mengambil program ini akan mempunyai kemampuan spesial cocok dengan opsi mereka.

Yang ketiga merupakan comprehensive courses, yang mencampurkan standart courses dan vocational courses. Pada program ini siswa diberikan peluang untuk membuat agenda/ timetable yang cocok dengan atensi ataupun jalur yang akan diseleksi di masa depan.

Belajar Keterampilan Hidup

Kehidupan pelajar Jepang tidak cuma padat jadwal belajar pelajaran. Di sekolah mereka pula diajarkan keterampilan hidup atau life skills. Banyak sekolah di Jepang tidak mempunyai OB ataupun Janitors untuk membersihkan kelas. Siapa yang membersihkan kelas? Tiap siswa mempunyai kewajiban membersihkan kelas mereka. Mereka akan dipecah dalam sebagian kelompok untuk piket membersihkan kelas tiap harinya sehabis pelajaran berakhir dan saat sebelum kegiatan ekstra kurikuler diawali.

Demikian juga dikala kegiatan makan siang. Siswa- siswa pula akan dipecah ke dalam kelompok yang bertugas untuk mempersiapkan makan untuk sahabatnya. Perihal ini tidaklah perihal yang luar biasa. Orang tua tidak terdapat yang keberatan dengan kegiatan ini sebab tidak hanya mengarahkan kemandirian, perihal ini pula mengarahkan tanggung jawab pada siswa.

Baca Juga: Peran Pendidikan Di Masa Digital

Fasilitas Sekolah

Sekolah negara ataupun sekolah pemerintah yang terdapat di Jepang pada umumnya mempunyai fasilitas, sarana, dan prasarana dengan standar yang sama. Begitu pula dengan kurikulum yang diterapkan. Ini merupakan alibi tidak terdapat kesenjangan antara sekolah negara di Jepang.

Sekolah swasta pasti berbeda dengan sekolah negara. Sekolah swasta dijalankan bersumber pada prinsip ataupun keunggulannya sendiri sehingga sarana yang dipunyai pula menjajaki sistem mereka. Misalnya tidak hanya sarana dasar semacam kolam, wc, perpustakaaan, sekolah swasta terdapat yang mempunyai laboratorium, kebun, istal kuda, dan lain sebagainya.

Sistem Pendidikan yang baik pasti akan menciptakan output yang baik pula. Tata cara belajar siswa

Jepang, kehidupan pelajar Jepang pasti mempunyai perbandingan dengan Indonesia. Perihal ini sangat berkaitan dengan budaya dan pula kebijakan dari pemerintah.

8 Ciri Khas Pendidikan di Jepang yang Unik  

8 Ciri Khas Pendidikan di Jepang yang Unik – Apa yang terbesit di benak dikala mendengar kata Jepang? Nyatanya tidak jauh dari bermacam- macam kebudayaannya yang unik dan teknologinya yang mutahir bukan. Jepang memanglah telah populer akan macam kebudayaannya yang mendunia. Tidak hanya itu, majunya teknologi pula tidak sempat luput dari sorotan dunia. Kemajuan dalam hal teknologi tersebut pula menjadikan Jepang selaku salah satu Negeri maju di Asia.

Sesungguhnya apa yang membuat Jepang dapat menciptakan bermacam teknologi mutahir tanpa mengganti tradisi dan kebudayaannya? Jawabannya terdapat pada sumber energi manusia( SDM) yang terdapat di Jepang. Orang- orang Jepang telah lama populer akan kesopanan, kedisipilinan, dan kerja kerasnya. Kerutinan inilah yang setelah itu jadi salah satu aspek pendorong terciptanya SDM bermutu dari negara matahari terbit tersebut.

Sebagian Kerutinan baik tersebut sesungguhnya cuma ialah aspek pendorong bonus dari. Kemudian apa aspek utama yang membentuk SDM bermutu terbaik di Jepang? Itu merupakan sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah- sekolah Jepang.

Pendidikan merupakan harga mati untuk kemajuan sesuatu Negeri. Tanpa terdapatnya pendidikan, Negeri tersebut dapat saja kehabisan arahnya.

Masing- masing Negeri mempunyai sistem pendidikan yang berbeda satu sama lain. Tercantum dengan Jepang.

Di mana negara Sakura ini mempunyai sistem belajar dan peraturan tertentu dalam dunia pendidikannya. Hasilnya, dapat dilihat dari kemajuan SDM dan kecanggihan teknologi yang dipunyai oleh Jepang. Kemajuan dan kecanggihan ini jugalah yang kesimpulannya mendesak para siswa dari bermacam Negeri untuk menempuh pendidikan di situ. Salah satu Negeri yang sering mengirim siswanya ke Jepang merupakan Indonesia.

Sesungguhnya semacam apa sistem pendidikan di Jepang yang buatnya berbeda dengan Negeri lain? Ayo ikuti penjelasannya.

1. Mengutamakan etika dan moral dibanding ilmu pengetahuan

Sepanjang ini, sebagian Negeri tercantum Indonesia mayoritas cuma berfokus untuk membagikan pendidikan seputar akademis saja. Sangat tidak sering ditemui terdapatnya pelajaran spesial menimpa etika dan moral.

Sementara itu keduanya sangat berarti untuk dapat member hasil yang balance. Ilmu tanpa adab ialah suatu bom waktu yang bisa bawa kehancuran untuk banyak orang.

Kebalikannya, pendidikan etika dan moral sudah jadi hal berarti di Jepang. Para siswa di Jepang pada pendidikan dini akan fokus menekuni tata karma di warga. Guru- guru di sekolah akan mengarahkan mereka bermacam sikap terpuji yang pula akan menolong pengembangan kepribadian para siswa tersebut.

Siswa di Jepang tidak akan menjajaki tes mata pelajaran apapun sampai mereka terletak di jenjang kelas 4 SD ataupun berusia dekat 10 tahun. Lebih dahulu mereka cuma akan diberi sebagian uji ringan, namun bukan untuk memperhitungkan seberapa pintar ilmu pengetahuannya. Malah uji tersebut dicoba cuma untuk membenarkan apakah mereka mempunyai permasalahan dalam menerima data ataupun tidak.

Sepanjang 3 tahun awal sekolah tersebut pula para siswa diajarkan metode berlagak lembut terhadap sesama makhluk hidup, tercantum hewan dan tanaman, dan metode menghargai diri sendiri dan orang lain. Tidak hanya itu mereka pula diberi pelajaran menimpa keadilan dan menanamkan perilaku murah hati untuk menolong orang lain.

2. Seluruh siswa mensterilkan sekolahnya sendiri

Sekolah di Jepang tidak mempunyai Office Boy. Kemudian gimana triknya supaya ruangan- ruangan di sekolah dapat senantiasa bersih dan apik? Jawabannya terdapat pada siswa yang bersekolah di situ.

Para siswa diwajibkan untuk mensterilkan sendiri bermacam sarana yang terdapat di sekolah tersebut. Mulai dari ruang kelas, wc, sampai kantin. Umumnya mereka akan dipecah dalam kelompok- kelompok kecil. Untuk sistem kerjanya merupakan rotasi. Maksudnya seluruh kelompok akan ambil bagian dalam mensterilkan sekolah.

Sistem pendidikan Jepang mempunyai keyakinan kalau dengan mewajibkan para siswa untuk mensterilkan sendiri sarana sekolah, hingga bisa menanamkan watak mandiri, tanggung jawab, dan silih bekerja sama dalam satu regu. Tidak hanya itu, dengan melaksanakan pekerjaan- pekerjaan semacam menyapu dan mengepel akan membuat para siswa lebih menghormati hasil pekerjaan orang lain.

Baca Juga: Mengenal Pendidikan di Indonesia, Sistem, dan Perkembangannya

3. Jam sekolah yang ketat

Salah satu aspek yang membuat sistem pendidikan di Jepang dijadikan panutan merupakan sebab kedisipilinannya yang besar. Mereka sangat menghargai masing- masing waktu yang terdapat. Apalagi terkadang mereka akan nampak berjalan dengan kilat supaya tidak membuang- buang waktu.

Jam belajar di sekolah Jepang umumnya akan diawali pada jam 8 pagi. Bila terdapat siswa yang terlambat sebab bermacam alibi, hingga dia akan dimohon membuat pesan perjanjian supaya tidak mengulangi keterlambatannya lagi. Tetapi bila nyatanya keterlambatan tersebut kembali terulang, hingga siswa tersebut akan menemukan sanksi berbentuk skorsing dari pihak sekolah. Menariknya, tingkatan kedatangan siswa di sekolah Jepang menggapai angka 99, 99%. Maksudnya nyaris tidak terdapat siswa yang membolos dalam aktivitas belajar di sekolah.

4. Mempraktikkan ajaran menimpa seni tradisional pada siswa

Dikala ini tidak banyak sekolah yang mempraktikkan ajaran menimpa kebudayaan lokal dalam sistem pendidikannya. Hingga tidak heran jika banyak kalangan muda yang kayaknya kurang ingat ataupun apalagi tidak memahami budayanya sendiri. Terlebih dikala ini telah masuk masa- masa globalisasi, di mana kebudayaan luar dapat masuk dan pengaruhi para kalangan muda tersebut.

Terpaut kasus tersebut, kayaknya sistem pendidikan di Jepang dapat jadi pemecahan. Para siswa di sekolah Jepang tidak cuma menekuni ilmu pengetahuan universal saja, tetapi pula kebudayaan lokal. Mereka diajarkan untuk menghormati budaya dan tradisi yang telah terdapat semenjak berabad- abad kemudian.

Salah satu kebudayaan lokal yang dipelajari merupakan kaligrafi Jepang ataupun yang biasa diucap Shodo. Seni kaligrafi ini dicoba dengan mencelupkan kuas bambu ke dalam kolam tinta dan setelah itu memakainya untuk menulis di atas kertas nasi.

Tidak hanya Shodo, terdapat pula puisi Jepang ataupun yang biasa diucap Haiku. Wujud puisi ini bisa mengantarkan emosi yang mendalam dengan ekspresi simpel kepada para pembacanya.

5. Jumlah mata pelajaran sedikit

Mayoritas sekolah di Indonesia mempunyai jumlah mata pelajaran yang terbilang banyak. Kira- kira menggapai 14 mata pelajaran dalam satu tahun ajaran. Dampaknya, banyak siswa yang merasa bosan, jenuh, apalagi tertekan dengan banyaknya jumlah mata pelajaran yang terdapat.

Hal berbanding terbalik terdapat pada sekolah di Jepang.

Di mana sekolah di Jepang malah mempunyai jumlah mata pelajaran yang sedikit. Apalagi siswa di Jepang dapat memilah sendiri mata pelajaran yang di idamkan pada peminatan.

Hasilnya? Para siswa dapat berfokus belajar, paling utama pada mata pelajaran yang mereka gemari. Mereka pula tidak akan merasa tertekan ataupun bosan dengan pelajaran di sekolah.

Baca Juga: Pendidikan Indonesia Zaman Dahulu dan Zaman Sekarang 

6. Makan siang

Salah satu hal yang jadi ciri khas dari sekolah di Jepang merupakan terdapatnya aktivitas makan siang. Para siswa tidak butuh repot- repot membeli santapan ataupun bawa bekal dari rumah. Sebab pihak sekolah akan membagikan bermacam santapan dengan menu tertentu untuk makan siang para siswa.

Tujuannya merupakan untuk membenarkan jika para siswa tersebut komsumsi santapan sehat dan balance. Umumnya makan siang tersebut dimasak oleh koki professional yang telah bertanya dengan pakar gizi.

Jadi santapan yang diberikan tidak asal lezat. Seluruh memperhitungkan kebutuhan nutrisi dan gizi untuk para siswa. Karenanya pemakaian micin sangat dihindari dalam santapan di sekolah Jepang.

7. Memakai seragam

Siapa yang sering menyaksikan film ataupun serial drama Jepang? Nyatanya telah tidak asing dengan bermacam tipe seragam yang digunakan para siswa untuk bersekolah. Umumnya siswi wanita akan memakai seragam model sailor, sedangkan siswa pria memakai gakuran.

Tidak hanya model sailor dan gakuran, terdapat pula seragam model blazer. Semacam namanya, seragam ini terdiri dari kemeja yang dilapisi dengan blazer yang mempunyai model dan warna tertentu. Dan masih terdapat bermacam model seragam sekolah Jepang yang lain yang tidak kalah unik dan keren.

Pemakaian seragam di sekolah Jepang telah jadi tradisi lama. Tujuannya merupakan untuk melenyapkan kesan kesenjangan sosial antar siswa.

8. Tahun akademik

Mayoritas sekolah ataupun universitas di bermacam belahan dunia mengawali tahun ajarannya pada kisaran bulan September ataupun Oktober. Tetapi, Jepang mempunyai metode yang berbeda. Dimana sekolah dan universitas di negara matahari terbit tersebut mengawali tahun pendidikannya masing- masing bertepatan pada 1 April. Waktu tersebut bersamaan dengan saat- saat mekarnya bunga sakura.

Mulainya tahun ajaran baru yang bersamaan dengan mekarnya bunga sakura diharapkan bisa merangsang semangat para siswa dan mahasiswa untuk mengalami tahun ajaran baru.