Anak kelas 1 dan 2 SD tak jarang mengalami beragam keadaan sulit akademik di sekolah walaupun minggu ujian belum tiba. Maklum, para pelajar yang dapat dibilang baru jadi Anak SD ini sehari-hari patut menghadapi percobaan harian, percobaan verbal, pengukuran bertingkat sampai presentasi yohanwibisono.com.

Masalah Anak Dalam Pendidikan Sekolah Dasar

Konon dunia Anak umur sekolah dasar (SD) ialah dunia sejuta keadaan sulit. Melainkan sesungguhnya bila diperhatikan lebih jauh, keadaan sulit itu terfokus pada 4 hal, merupakan:

1. Malas belajar

Ini keadaan sulit awam Anak sekolah dasar, susah sekali dipinta untuk belajar.

Baca Juga : Manfaat Belajar Bahasa Jepang Bagi Pelajar

Solusinya: Sekiranya keadaan Anak tidak mau atau malas belajar, patut diperhatikan lagi apa penyebabnya. Ada Anak yang malas belajar sebab ia mempunyai tingkat kecerdasan tinggi, sehingga gampang bosan/jenuh dengan sistem pendidikan atau materi yang monoton.

Sekiranya hal ini terjadi, guru dapat memberikan materi yang lebih menantang atau minta Anak untuk menolong guru mengajarkan sahabat-sahabatnya yang lain umpamanya, alias menjadi pembantu guru.

Kecuali itu ada juga anak yang malas belajar sebab dia mencari perhatian dari orang sekelilingnya, umpamanya ia ada keadaan sulit di rumah atau ayah dan ibu sedang ada keadaan sulit di rumah. Hal ini memberi pengaruh anak ketika belajar di sekolah.

2. Bersuka melanggar aturan

Kesannya, anak sekolah dasar identik dengan trouble maker, si pembuat keadaan sulit.

Solusinya: Lihat dahulu alasan anak melaksanakan hal yang dianggap keadaan sulit itu. Karena ada buah hati yang melanggar sebab dia mencari perhatian, ada juga buah hati yang berharap mencoba-coba. Malahan ada juga yang menjalankannya sebab menurutnya hal itu menantang. Melainkan ada juga buah hati yang termakan oleh sahabat-sahabat sekelasnya, jadinya ia terbawa arus untuk melanggar aturan.

Untuk menyikapi keadaan sulit itu, sebisa mungkin hindari lantas menuduh tanpa bukti yang terang, melainkan cari tahu alasan anak menjalankannya. Berikan juga konsekuensi yang logis padanya bila melaksanakan hal itu. Contohnya, jikalau buah hati keluar dari sekolah tanpa izin, karenanya tiap-tiap hari—selama satu pekan, ia patut melapor ke guru. Atau dengan bahasa lain dikenakan seharusnya lapor.

3. Menyukai melaksanakan bulying terhadap siswa lain

Sulit ini dialami beberapa anak, yang cenderung mempunyai kecakapan atau kekuasaan lebih.

Solusinya: Untuk keadaan sulit bullying yakni keadaan sulit yang pelik dan dihadapi seluruh sekolah di mana saja. Pada lazimnya bullying ini dilaksanakan oleh pihak yang merasa mempunyai kekuasaan lebih dan menekan anak yang dipandangnya lemah.

Sekedar tahu saja, sejatinya pelaku bullying mempunyai keadaan sulit tersendiri. Pelaku bulliying ada kemungkinannya berharap menandakan bahwa ia dapat, ia ada, dan berupaya mencari perhatian sebab ia merasa tak sukses/bermasalah dengan bidang lain, jadi dia membuktikannya dengan sistem tak pas.

Ada juga pelaku bullying yang berakar pada keadaan sulit keluarga, umpamanya ayah dan ibu bercerai atau berantem di depan anak, sehingga dia mengikuti perilaku yang kurang bagus yang dilaksanakan ayah dan bundanya terhadap orang lain.

Untuk menyelesaikan hal ini dan juga mencegahnya tak terjadi, perbanyak aktivitas yang melibatkan lintas umur/kelas. Contohnya, dengan mentoring atau aktivitas golongan yang mewajibkan seluruh anak untuk terlibat, memberikan pelatihan seputar bullying dan bagaimana menyelesaikannya. Misal, ketika ada sahabat yang dibully, sahabat yang lain dididik patut berani memberi tahu/melapor terhadap guru.

4. Memilih untuk putus sekolah kemudian menolong ayah dan ibu mencari nafkah

Solusinya: Sekiranya kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, ini terjadi lebih sebab keadaan sulit ekonomi. Sebab itu untuk menyelesaikannya dapat dibilang kompleks. Penyelesaian keadaan sulit yang dapat dilaksanakan, tak cuma dari pihak sekolah dan ayah dan ibu, tetapi juga patut ada campur tangan pemerintah, dan lingkungan sekitar.

Jika sekolah mempunyai kebijakan untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak yang tak cakap, sepatutnya hal ini bisa dipecahkan. Melainkan kini ini lucunya, sekolah telah tidak dipungut bayaran, melainkan bobot ini itu konsisten ada dan banyak yang bilang lebih besar. Seperti uang buku, alat tulis, seragam, dan sebagainya.