yohanwibisono.com – Indonesia dan Jepang mempunyai kesamaan yang berada di Benua Asia. Tetapi, bedanya ialah perubahannya baik dari sisi ekonomi atau pendidikan. Indonesia walau warganya semakin banyak dibanding Jepang, tetapi tetap baru jadi negara berkembang. Berlainan hal dengan Jepang yang telah terhitung negara maju. Ingin tahu salah satunya argumennya ?. Baik, saya akan ulas dari sisi pengajarannya.

Jepang populer sama orang yang karyawan keras, disiplin dan berbaris. Semua watak baik itu tercipta dari mekanisme pengajarannya di sekolah. Semakin ingin tahu dengan keunggulan pendidikan di Jepang yang lain dengan Indonesia. Apa lagi banyak sekarang ini pelajar/mahasiswa yang meneruskan pendidikan di Negeri Sakura. Berikut 8 keunggulan pendidikan Jepang yang dapat diaplikasikan di Indonesia yakni:

1. Pendidikan mengenai norma dan kepribadian lebih diprioritaskan di Jepang dibanding ilmu dan pengetahuan.
Sebetulnya kunci khusus keberhasilan seorang kelihatan dari factor etikanya yang bagus, karena itu kelak akan ikuti implementasi IPTEK (Ilmu dan pengetahuan dan tehnologi) dengan baik juga.

2. Universitas dan sekolah mengawali tahun tuntunan baru pada musim semi, saat mekarnya bunga sakura. Ini yang membuat pelajar dan mahasiswa suka ikuti evaluasi. Memang seharusnya ditanamkan rasa sukai dan suka di saat belajar supaya tidak jemu dalam terima pelajaran.

3. Tidak ada Office Boy, pelajar sendiri yang kerjakan kebersihan kelas dan sekolah. Ini untuk latih pelajar dalam bekerja bersama, bertanggungjawab dan jadi karyawan keras.

4. Tingkat kedatangan pelajar di sekolah Jepang ialah 99%, jadi mahasiswa yang tidak datang cuma 1%. Berlainan dengan di Indonesia, ada banyak budaya TA (Titip Mangkir) cuma argumen yang tidak bagus, contoh telat karena bangun kesiangan, melihat konser dan yang lain.

Baca Juga : Kesulitan Yang Dihadapi Anak Kelas 1 SD di Sekolah

5. Pendidikan mengenai seni benar-benar diaplikasikan pada pelajar Jepang, supaya mereka menyukai budaya tradisionil negara sendiri. Ini pantas ditiru oleh Indonesia supaya angkatannya tidak gampang ikuti arus globalisasi dan life model western (pola hidup barat).

6. Jarang pelajar yang tidak naik kelas. Hal itu karena pelajar benar-benar semangat lakukan aktivitas positif seperti ekstrakurikuler, workshop saat berlibur dan les privat. Berlainan dengan pelajar Indonesia yang semakin banyak pilih berlibur ke arah tempat selingan dibanding mengembagkan diri.

7. Membuat kenyamanan dan hubungan di antara pelajar dengan guru lewat makan bersama di kelas saat jam istirahat. Ini menjadi satu diantara langkah untuk hilangkan penyekat di antara pelajar dan guru, karena itu seperti orangtua dan anak bahkan juga teman dekat.

8. Tidak ada ketimpangan sosial di antara pelajar kaya dan pelajar miskin. Semua sama dengan memakai seragam pelaut.
Mudah-mudahan berguna dan bisa menjadi panutan untuk pendidikan Indonesia supaya lebih bagus yang akan datang.